PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dalam upaya mukung komitmen pemerintah untuk mencapai 23 persen porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) pada Bauran Energi Nasional 2025. General Manager PLN UID Jawa Timur, Adi Priyanto memgungkapkan, saat ini pihaknya tengah memproses pembangunan tiga PLTM.
“Ada PLTM Bayu kapasitas 3,6 MW di Banyuwangi, PLTM Sumberarum2 kapasitas 3 MW, dan PLTM Kanzy kapasitas 2,5 MW di Pasuruan. Ketiganya masih dalam proses kontruksi dan terkendala musim hujan. Untuk rencana Commissioning Operational Date tahun 2022 dan 2023,” kata Adi di Surabaya, Jumat (9/7).
Adi mengatakan, PLTM menjadi pilihan utama dalam meningkatkan kebutuhan listrik masyarakat karena menggunakan sumber air sebagai energi alternatif. PLTM merupakan pembangkit yang berskala kecil. Prinsip dasar PLTM adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit.
Adi mengungkapkan, realisasi pembangkit EBT PLN UID Jawa Timur pada 2021 di antaranya 13,65 MW untuk PLTSa/ PLTBm, 20,83 MW untuk PLTM, dan 0,95 MW untuk PLTS. Saat ini di Jawa Timur dipasok 5 PLTM yang dikelola oleh PLN maupun Independent Power Producer (IPP). Di antaranya yakni PLTM Lodagung kapasitas 2 x 0,65 MW, PLTM Taman Asri 1,17 MW, PLTA Wonorejo 6,5 MW, PLTM Ampel Gading 2 x 5 MW, dan PLTM Sampean Baru 1,85 MW.
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), lanjut Adi, tersebar di wilayah Kepulauan Madura. Di antaranya Pulau Masakambing 100 KWP, Pulau Paleyat 50 KWP, Pulau Sakala, 100 KWP, Pulau Saobi 100 KWP, Pulau Sabunten 150 KWP, Pulau Tonduk 200 KWP, Pulau Goa-goa 200 KWP, dan Pulau Pagerungan Kecil 50 KWP. Sementara untuk PLTS Atap terdapat 279 pelanggan di Jawa Timur dengan kapasita 4.42- MWP.
Selain itu, kata dia, wilayah Jawa Timur pun memiliki potensi pengembangan EBT 779,9 MW mulai dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di kawasan Gunung Wilis, Arjuno, Pandan Argopuro, Krucil, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Banyuwangi, Probolinggo, Tuban, PLTS di kepulauan, PLTS dan PLTB (Hybrid) di Tuban.
Adi menambahkan, pengembangan EBT dirancang dengan tetap mempertimbangkan supply and demand, potensi energi terbarukan setempat, keekonomian, keandalan, ketahanan, dan kesinambungan sistem energi nasional. Dalam hal ini, PLN pun menunjukkan kesungguhannya dalam menurunkan emisi karbon bukan hanya didasari oleh kebijakan dan perjanjian internasional semata.
“Tetapi supaya generasi mendatang dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dari hari ini,” ujarnya.
sumber : https://republika.co.id/berita/qvyh49327/pln-jatim-kebut-bangun-tiga-pembangkit-listrik-mikrohidro